Tragedi Masjid Christchurch: Kehidupan Masa Kecil Brenton Tarrant Hingga Tertarik Pada Senjata Api - Bulletin Saya

Saturday, 16 March 2019

Tragedi Masjid Christchurch: Kehidupan Masa Kecil Brenton Tarrant Hingga Tertarik Pada Senjata Api

4

 Tragedi Masjid Christchurch:

Kehidupan Masa Kecil Brenton Tarrant Hingga Tertarik Pada Senjata Api


- Brenton Tarrant, pelaku penembakan di masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru rupanya seorang pelatih pribadi (personal trainer) di Big River Gym di kota Grafton, New South Wales, Australia.

Tracey Grey, Manajer gym tempat Brenton bekerja, membenarkan bahwa pria yang merekam dan melakukan streaming online pembunuhan masal itu adalah Brenton Tarrant.

Dia mengatakan, dia bekerja di gym pada tahun 2009 hingga 2011.

Setelah lulus sekolah dia juga bepergian ke luar negeri di beberapa negara Asia dan di Eropa.

"Dia adalah pelatih pribadi yang sangat berdedikasi," kata Gray.


"Dia bekerja juga mengikuti program kami yang menawarkan pelatihan gratis kepada anak-anak di masyarakat, dan dia sangat bersemangat melakukan itu."

Gray mengatakan Tarrant tidak terlihat seperti seseorang yang memiliki minat pada senjata api dan terorisme.

"Saya pikir ada hal yang telah berubah dalam dirinya selama bertahun-tahun saat ia menghabiskan waktunya bepergian ke luar negeri," katanya.

Tarrant sempat bekerja di tempat itu untuk waktu yang singkat.

Lalu ia menghasilkan uang dari Bitconnect, mata uang elektronik seperti Bitcoin.

Tarrant menggunakan uang itu untuk membiayai perjalanannya.

Tarrant diketahui telah mengunjungi Eropa, Asia Tenggara dan Asia Timur.

Ia juga sempat ke Korea Utara, difoto dengan sebuah kelompok saat mengunjungi Monumen Besar Samjiyon.

Dalam sebuah manifesto yang diunggahnya di Twitter, Tarrant mennyebut dirinya sebagai "orang kulit putih biasa, dari keluarga biasa" yang lahir di Australia dan menjadi "kelas pekerja, dari keluarga berpenghasilan rendah".

Gray mengatakan dia ingat bahwa ayah Tarrant Rodney meninggal karena sakit ketika Tarrant sedang menyelesaikan sekolah menengah atas (SMA).

Manajer gym itu yakin bahwa Tarrant masih memiliki saudara perempuan dan ibu yang masih hidup.

Di surat kabar lokal Daily Examiner yang terbit Agustus 2010, diungkapkan bahwa Rodney Tarrant, ayahnya meninggal karena kanker pada usia 49 tahun pada April 2010.

Sebuah foto keluarga yang diambil pada 1990-an menunjukkan Brenton Tarrant, saat kanak-kanak dengan rambut keriting, dan didukung  ayahnya.

Sementara Rodney mengenakan kaos putih, dengan istri serta putrinya ada di sampingnya.

Alasan Brenton Tarrant melakukan penembakan

Terungkap alasan Brenton Tarrant pelaku penembakan di dua masjid di Christchurch, Selandia Baru, melakukan hal keji itu, Jumat (15/3/2019)

Seperti diketahui ia merekam dan membagikan secara live penembakan yang dilakukannnya di masjid Al Noor, Christchurch, Selandia Baru.

Secara membabi buta, Tarrant menembaki puluhan orang yang sedang salat Jumat di Masjid Al Noor dan masjid lainnya di Linwood Avenue.

Akibat perbuatannya , 49 orang dinyatakan tewas dalam insiden tersebut dan sekitar 20 orang mengalami luka-luka.

Alasan Tarrant untuk melakukann serangan brutal itu adalah untuk memusnahkan imigran yang dianggapnya penjajah karena 'merebut' tanah yang awalnya ditempati ras kulit putih.



"Menunjukkan kepada penjajah bahwa tanah kami (orang kulit putih) tidak akan pernah menjadi tanah mereka, tanah air kita adalah milik kita sendiri dan bahwa, selama orang kulit putih masih hidup, mereka tidak akan pernah menaklukkan tanah kami dan mengganti orang-orang kami ” tulisnya dalam sebuah manifesto yang diunggahnya di akun twitter, seperti dikutip, news.com.au.

Akun pria asal Grafton Australia ini kini telah dihapus oleh pihak Twitter.

Tarrant mengungkapkan dia telah merencanakan serangan tersebut hingga dua tahun, lalu memutuskan di Christchurch tiga bulan lalu.

Dia mengatakan masjid itu bukan pilihan pertamanya untuk menyerang.

Tapi menjelaskan Selandia Baru sebagai "target yang kaya akan suasana yang sama seperti di tempat mana pun di Barat."

"Penyerangan di Selandia Baru akan memusatkan perhatian pada kebenaran serangan terhadap peradaban kami, tidak ada tempat di dunia ini yang aman, para penyerbu berada di semua tanah kami, bahkan di daerah-daerah terpencil di dunia dan tidak ada tempat yang aman dan bebas dari imigrasi," tulis Tarrant dalam menifesto itu.

Ia mengklaim melakukan aksinya mewakili 'jutaan orang Eropa dan bangsa-bangsa etno-nasionalis lainnya.

"Kita harus memastikan keberadaan rakyat kami dan masa depan anak-anak kulit putih," katanya.

Pelaku menggambarkan serangan itu sebagai tindakan "balas dendam" pada penjajah atas ratusan ribu kematian yang disebabkan oleh penjajah asing di tanah Eropa sepanjang sejarah.

(TribunWow.com/Ekarista)
Author Image
AboutKakak Nany

seorang blogger sepenuh masa yang memaparkan isu semasa

4 comments:

  1. Penjajah asing di tanah Eropa??! Dia hrs bljr sejarah.. justru Eropa lah yg dulu menjadi penjajah! Dan tebak brp korbannya?

    Tarrant, jk murni itu alasanmu, kau tak perlu melakukannya scr live bukan?!

    Satu²nya alasan adalah kau sakit jiwa!

    ReplyDelete
  2. Org gila yg menyedihkan, itulah dirimu Tarrant! Terima sj kalau dirimu itu menyedihkan dan kejam, tak perlu cari pembenaran

    ReplyDelete