INILAH DIA BAYI TERTUA DIDUNIA! DIA DIBEKUKAN SELAMA 23 TAHUN
Di zaman sekarang ini, membekukan sperma atau sel telur bukanlah hal yang asing lagi di telinga kita. Ada
yang karena tidak ingin mempunyai anak, memilih membekukan sperma atau sel telurnya sebagai cadangan, jika suatu saat
menyesal; ada juga yang karena menghadapi penyakit atau alasan yang tidak bisa dihindarkan lainnya, terpaksa harus
membekukan sperma atau sel telurnya, jika suatu saat terjadi apa-apa.
Di Australia, ada sepasang suami istri bernama Alex dan Vi yang baru saja melahirkan anak pertamanya, namun bayi ini
bukanlah bayi biasa, bahkan ada yang mengatakan bahwa dia adalah ‘bayi tertua di dunia’. Karena, sperma yang membuahi sel
telur Vi berasal dari 23 tahun lalu, sudah dibekukan sejak 23 tahun lalu.
Di tahun 1990, ayah dari bayi ini, Alex, baru berusia 15 tahun. Namun ia sangat tidak beuntung karena harus menderita
penyakit Limfoma Hodgkin, yang membuatnya harus menjalankan kemoterapi.
Alex sangat kaget begitu tau ia mengidap penyakit tersebut, bagi dia di usia semuda itu, dan sudah mengidap penyakit tersebut
sangatlah menakutkan. Namun kebetulan, saat pagi hari ia di vonis mengidap penyakit tersebut, ibu tirinya bertemu dengan
seorang perempuan di dalam kereta. Perempuan ini mengatakan bahwa, anaknya yang berumur 18 tahun juga divonis kanker,
dan juga harus menjalani kemoterapi. Setelah menjalani kemoterapi, badan anaknya menjadi lemah dan bahkan efek
sampingnya adalah bisa mengakibatkan kemandulan. Ini membuat ibu tirinya sangat kaget, dan memutuskan untuk membawa
Alex ke bank sperma.
bayi (Istimewa)
Saat itu, Patricia, ibu tirinya, masih ingat pengalaman saat membawa Alex yang masih berumur 15 tahun ke bank sperma.
Sebagai ibu tirinya, kejadian itu terjadi dengan sangat canggung, namun juga lucu. Alex yang tidah begitu mengerti, selalu
bertanya padanya, apa-apa saja yang harus dilakukan. “Sangat canggung”, kata Patricia.
Setelah Alex berhasil mengeluarkan sebotol spermanya, sperma pun disimpan, dan ia mulai menjalankan masa-masa
perperangannya melawan penyakitnya. Terakhir, dia beuntung karena berhasil mengalahkan kankernya, namun sayang ia
menjadi mandul. Setelah sembuh, ia bekerja menjadi Ahli Pijat tulang belakang.
Suatu hari, ia bertemu dengan Vi, yang sekarang menjadi istrinya. Alex berkata, “aku sebenarnya sudah hampir lupa dengan
sperma ku yang dibekukan tersebut, hingga saat kami mengingkan anak, aku ragu apakah sperma ku yang sudah 20 tahun lebih
masih dapat digunakan.”
Bayi (Istimewa)
Tapi mereka benar-benar ingin memiliki anak sendiri. Dan pada tahun 2013, mereka pergi ke bank sperma, dan melakukan
proses bayi tabung. Beruntungnya, Vi berhasil hamil, dan setelah hamil 10 bulan, ia pun melahirkan bayi ini.
Bahkan dokter yang mengurus bayi tabung mereka pun kaget dibuatnya, dan berkata, “sperma 23 tahun ini, bayi ini seharusnya adalah bayi ‘tertua’ di dunia, saat ini…” (sripo/ira)
Di zaman sekarang ini, membekukan sperma atau sel telur bukanlah hal yang asing lagi di telinga kita. Ada
yang karena tidak ingin mempunyai anak, memilih membekukan sperma atau sel telurnya sebagai cadangan, jika suatu saat
menyesal; ada juga yang karena menghadapi penyakit atau alasan yang tidak bisa dihindarkan lainnya, terpaksa harus
membekukan sperma atau sel telurnya, jika suatu saat terjadi apa-apa.
Di Australia, ada sepasang suami istri bernama Alex dan Vi yang baru saja melahirkan anak pertamanya, namun bayi ini
bukanlah bayi biasa, bahkan ada yang mengatakan bahwa dia adalah ‘bayi tertua di dunia’. Karena, sperma yang membuahi sel
telur Vi berasal dari 23 tahun lalu, sudah dibekukan sejak 23 tahun lalu.
Di tahun 1990, ayah dari bayi ini, Alex, baru berusia 15 tahun. Namun ia sangat tidak beuntung karena harus menderita
penyakit Limfoma Hodgkin, yang membuatnya harus menjalankan kemoterapi.
Alex sangat kaget begitu tau ia mengidap penyakit tersebut, bagi dia di usia semuda itu, dan sudah mengidap penyakit tersebut
sangatlah menakutkan. Namun kebetulan, saat pagi hari ia di vonis mengidap penyakit tersebut, ibu tirinya bertemu dengan
seorang perempuan di dalam kereta. Perempuan ini mengatakan bahwa, anaknya yang berumur 18 tahun juga divonis kanker,
dan juga harus menjalani kemoterapi. Setelah menjalani kemoterapi, badan anaknya menjadi lemah dan bahkan efek
sampingnya adalah bisa mengakibatkan kemandulan. Ini membuat ibu tirinya sangat kaget, dan memutuskan untuk membawa
Alex ke bank sperma.
bayi (Istimewa)
Saat itu, Patricia, ibu tirinya, masih ingat pengalaman saat membawa Alex yang masih berumur 15 tahun ke bank sperma.
Sebagai ibu tirinya, kejadian itu terjadi dengan sangat canggung, namun juga lucu. Alex yang tidah begitu mengerti, selalu
bertanya padanya, apa-apa saja yang harus dilakukan. “Sangat canggung”, kata Patricia.
Setelah Alex berhasil mengeluarkan sebotol spermanya, sperma pun disimpan, dan ia mulai menjalankan masa-masa
perperangannya melawan penyakitnya. Terakhir, dia beuntung karena berhasil mengalahkan kankernya, namun sayang ia
menjadi mandul. Setelah sembuh, ia bekerja menjadi Ahli Pijat tulang belakang.
Suatu hari, ia bertemu dengan Vi, yang sekarang menjadi istrinya. Alex berkata, “aku sebenarnya sudah hampir lupa dengan
sperma ku yang dibekukan tersebut, hingga saat kami mengingkan anak, aku ragu apakah sperma ku yang sudah 20 tahun lebih
masih dapat digunakan.”
Bayi (Istimewa)
Tapi mereka benar-benar ingin memiliki anak sendiri. Dan pada tahun 2013, mereka pergi ke bank sperma, dan melakukan
proses bayi tabung. Beruntungnya, Vi berhasil hamil, dan setelah hamil 10 bulan, ia pun melahirkan bayi ini.
Bahkan dokter yang mengurus bayi tabung mereka pun kaget dibuatnya, dan berkata, “sperma 23 tahun ini, bayi ini seharusnya adalah bayi ‘tertua’ di dunia, saat ini…” (sripo/ira)